Dunia Sedang Tidak Baik-Baik Saja,
Tapi Tidak Dengan Masyrakat Desa. Mengapa?
Tahun 2020
merupakan tahun yang berat untuk seluruh negara di berbagai belahan dunia.
Pasalnya, kini kembali muncul suatu wabah virus mematikan yang telah banyak
memakan korban, yaitu Coronavirus. Coronavirus termasuk virus yang
menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Diketahui ada dua
jenis Coronavirus yang dapat
menyebabkan penyakit dengan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 atau yang selanjutnya disebut sebagai
Covid-19 adalah penyakit jenis baru yang
belum pernah teridentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab Covid-19
ini dinamakan Sars-CoV-2. Coronavirus adalah
virus zoonosis yang berarti dapat
menular dari hewan ke manusia. Suatu Penelitian menyebutkan bahwa SARS
ditransmisikan dari luwak (Paradoxurus
hermaphroditus) ke manusia dan MERS dari unta (Camelus) ke manusia. Adapun hewan yang menjadi sumber penularan
Covid-19 masih belum diketahui (Kemenkes RI,
2020).
Covid-19
pertama kali terkonfirmasi di daerah Wuhan, China. Indonesia merupakan salah
satu negara yang terkena dampak dari penyebaran virus ini. Segala sektor dalam
negeri mengalami ketidakstabilan yang mengakibatkan timbulnya permasalahan di
masyarakat. Pemerintah telah berupaya untuk menekan penyebaran virus Covid-19,
karena sejak awal ditemukannya kasus positif Covid-19 pada bulan Maret hingga
19 Juli 2020 tercatat sebanyak 84.882 kasus terkonfirmasi positif Covid-19
dengan Case Fatality Rate (CFR)
sebesar 4,7% dan grafik yang terus meningkat setiap harinya (Kemenkes RI, 2020).
Penularan virus
ini dapat melalui muntahan, droplet dari orang yang positif Covid-19, atau
kontak langsung dengan pasien positif Covid-19 tanpa menggunakan alat pelindung
diri. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan secara mandiri adalah dengan
rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menggunakan handsanitizer, masker, menjaga jarak
dengan orang lain minimal 1 meter, menghindari menyentuh mata, hidung dan
mulut, serta menerapkan etika batuk dan bersin dengan menutup mulut menggunakan
lengan atas bagian dalam (Wulandari, 2020).
Pemberlakuan
kegiatan Work From Home (WFH),
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hingga menonaktifkan beberapa
transportasi umum juga merupakan langkah yang diambil oleh pemerintah untuk
menekan penularan Covid-19 di Indonesia. Kebijakan tersebut tentunya berdampak
pada perekonomian negara sehingga, pemerintah merancang dan mengambil tindakan
untuk menstabilkan kembali perekonomian
melalui penyesuaian keadaan dengan memperhatikan protokol kesehatan yaitu
melalui penerapan new normal (Muhyiddin,
2020).
Penerapan new normal juga diterapkan dalam lingkup
yang lebih kecil seperti pada kegiatan pengabdian masyarakat KKN-BBM ke-62
Universitas Airlangga. Lokasi pelaksanaan kegiatan KKN-BBM ke-62 sesuai dengan
domisili masing – masing mahasiswa. Mahasiswa Kabupaten Situbondo memilih Desa
Besuki karena berdasarkan hasil pengamatan serta informasi dari pemerintah
setempat desa tersebut merupakan The
Second City of Situbondo yang membutuhkan perhatian lebih selama masa
pandemi Covid-19. Desa ini terdiri dari area permukiman, pertokoan, pasar, dan
beberapa tempat peribadatan. Penduduk di Desa
Besuki mayoritas berasal dari suku Madura, selain itu juga ada penduduk
keturunan Arab dan Tionghoa yang menetap dan bekerja di desa ini. Mayoritas
penduduk Desa Besuki beragama islam, sehingga kultur di desa ini kental akan
budaya islami.
Berdasarkan
hasil analisis situasi yang telah kami lakukan melalui kegiatan observasi
langsung di lapangan, wawancara dengan tokoh masyarakat setempat, dan data
sekunder dari pihak terkait kami mendapatkan beberapa permasalahan yang sedang
masyarakat alami khususnya pada sektor kesehatan selama masa pandemi Covid-19
sehingga perlu adanya tindakan penanggulangan di Dusun Kauman, Desa Besuki,
Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo. Masyarakat Dusun Kauman, Desa Besuki
masih belum patuh menggunakan masker saat keluar rumah yang berisiko tinggi
terhadap penularan Covid-19 seperti ketika menghadiri suatu acara perkumpulan
arisan kifayah yang rutin dilaksanakan setiap malam jum’at, selain itu juga
ditemukan pertokoan yang tidak menyediakan sarana cuci tangan.
Beberapa
permasalahan diatas disebabkan oleh tingkat pendidikan masyarakat yang masih
rendah, kebijakan pemerintah yang dinilai masih kurang tegas terhadap penerapan
protokol kesehatan, dan masyarakat belum terbiasa dengan adanya kebiasaan baru
selama masa pandemi Covid-19. Berdasarkan akar permasalahan tersebut maka
langkah yang perlu dilakukan adalah
memberikan edukasi mengenai
new normal dan memfasilitasi
sarana prasarana yang dibuthkan agar masyarakat lebih paham dan mampu mematuhi
protokol kesehatan dalam menjalani aktifitas sehari – hari.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan
pengabdian kepada masyarakat Desa Besuki khususnya di Dusun Kauman melalui
kegiatan KKN ke-62 Universitas Airlangga agar pengetahuan masyarakat meningkat
tentang bahaya Covid-19 dan dapat menerapkan perilaku hidup sehat dengan
mematuhi protokol kesehatan selama masa new
normal untuk mencegah penularan Covid-19.